72 Jam Bersama Suzuki Nex Fi 2013


Indahnya lebaran di kampung halaman, salah satu kegembiraan, yaitu berkesempatan menjajal motor orang :mrgreen:

wp-1468775712695.jpeg

Tak dinyana, pada Lebaran tahun ini, saya kembali numpak Suzuki Nex Fi produksi 2013 yang pernah saya coba sekilas pada 2014 lalu di kota Sala dan sekitarnya.

Skutik injeksi pabrikan berlogo S, ini, milik seorang perempuan muda. Jujur, ketika mendapat kesempatan meminjamnya untuk beberapa hari ke depan, saya meragukan kondisi skutik mungil ini.

Dipinang pada Mei 2013, dan kini sudah berumur lebih dari 3 tahun. Saya tidak tahu bagaimana dia dirawat selama kurun waktu itu. Onderdil apa saja yang sudah diganti?

Kondisinya cukup mengenaskan ketika saya keluarkan dari garasi si empunya motor. Tampak berhari-hari, bahkan mungkin berminggu-minggu belum dicuci. Pelindung knalpotnya copot, entah kemana, menyisakan dua buah mur-baut yang nongol malu-malu basah :mrgreen:

Tapi mengingat pengalaman sekejap numpak skutik injeksi berkapasitas silinder 113 cc dan rasio kompresi 9,4: 1, ini, pada 2 tahun lalu membuat saya penasaran. Baiklah! Mari kita halan-halan keliling kota Sala dan sekitarnya.

Tangki bensin yang hanya memuat 3,5 liter itu saya isi penuh dengan Premium. Menyesuaikan kompresinya yang rendah itu 🙂

  • Hari pertama menempuh jarak Palur – Bonoloyo – Nayu Timur – Palur – Kadipiro – Palur, dengan perkiraan jarak tempuh total 32 kilometer.
  • Hari kedua, perjalanan Palur – Amanah Hotel, Karangpandan, Karangnyar – Palur, dengan jarak tempuh sekitar 72 kilometer.
  • Pemakaian berikutnya, Palur – The Park Solo Baru – Palur, dengan jarak tempuh berkisar 23 kilometer.
  • Penggunaan selanjutnya, Palur – Busukan, Wonorejo – Palur, dengan jarak tempuh berkisar 22 kilometer.
  • Pemakaian terakhir, dengan melakoni rute Palur – Kepatihan Kulon – Palur, dengan jarak kurang lebih 14 kilometer.
  • Penggunaan sekitar kawasan Palur, saya kira menghabiskan jarak 10 kilometeran.

Total jarak tempuh, 32 + 72 + 23 + 22 + 14 + 10 = 173 kilometer. Kondisi indikator bensin hampir menyentuh E.

Saya tak tahu persis berapa sisa bensin di dalam tangki. Dan tidak sempat untuk mengisi bensin dengan metode fuel to full. Jadi ini semua hanya perkiraan kasar semata.

Jika jarak tempuh (173 kilometer) dibagi kapasitas tangki yang nyaris tandas (katakanlah tersisa 0,5 liter), maka itungan kasarnya, 173: 3 = 57,6 kilometer/liter.

Saya tak tahu apakah itu tergolong irit atau tidak.

Dari berita yang disiarkan Suzuki Indonesia, pada saat peluncuran produk, pada Juni 2012, dari hasil turing awak media dengan rute Pasteur (Bandung) – Cianjur – Jonggol – Jakarta, didapat angka paling irit 82,7 km/1,91 liter. Sedangkan angka paling ‘boros’ yaitu 69 km/2,225 liter.

Oiya, soal tarikan awal, skutik dengan berat kosong 87 kilogram ini, menurut saya, tergolong agresif. Tidak lemot dibanding Honda Beat Fi yang bobotnya 93 kilogram dan berkapasitas tangki 3,7 liter ini.

Handlingnya pun terasa lebih enak dibanding Honda Beat Fi yang pernah saya coba, yang boyok tenaga awalnya, dan kurang enak dikendarai.

Kekurangan Suzuki Nex Fi, dan mungkin skutik sejenis dengannya: roda 14 inchi, membuat saya harus ekstra hati-hati melaju cukup kencang di jalan yang bumpy, karena efek pantulan ban diameter kecil itu, bagi saya, sangat terasa, dan beresiko limbung dalam pengendalian.

Kelemahan lain, numpak skutik jenis ini, bikin pinggang cepet pegel. Jadi ingat ketika naik Honda Vario 125 Fi keliling 4 kabupaten eks Karesidenan Surakarta, beberapa waktu lalu: pegel banget di pinggang 👿

Seorang kawan, pengguna Kymco, menjawab persoalan ini: untuk skutik dia rekomendasikan Kymco, yang konon lebih imun pegel dibanding skutik Jepang sekelasnya.

BTW, dengan kondisi apa adanya seperti itu, saya cukup terkesima dengan Suzuki Nex Fi ini. Dan sampai sekarang agak heran, kenapa dengan kualitas dan performa seperti itu, harga beli yang jauh lebih murah dibanding Honda Beat, skutik injeksi Suzuki ini tak laku di pasaran?

14 pemikiran pada “72 Jam Bersama Suzuki Nex Fi 2013

  1. Setelah kasus dugaan pemerkosaan Park Yoochun, dunia hiburan Korea Selatan kembali digegerkan dengan kasus pelecehan seksual. Kali ini, menimpa aktor tampan, Lee Jin Wook. Seorang wanita berinisial A mengklaim menjadi korban Jin Wook.
    A membawa kasus ini ke ranah hukum. Ia melaporkan mantan kekasih Gong Hyo Jin ini ke Kepolisian Suseo, Korea Selatan pada 14 Juli 2016 lalu.
    Kasus dugaan pelecehan seksual yang melibatkan Jin Wook berawal pada 12 Juli lalu. A mengaku sebelumnya mereka makan malam bersama. Setelah itu, keduanya pulang sendiri-sendiri. Tetapi, mendadak Jin Wook mendatangi kediamannya usai makan malam. Dan di situlah terjadi pelecehan seksual.
    Saat melaporkan Jin Wook, A langsung menjalani pemeriksaan di sebuah rumah sakit. Polisi juga meminta celana dalam A sebagai barang bukti. Pihak kepolisian meminta bagian forensik memeriksa pakaian dalam A untuk membuktikan keterlibatan Jin Wook.
    Setelah itu, pada 15 Juli lalu, A kembali mendatangi kantor polisi Suseo, untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut. Pihak Jin Wook yang diwakili manajemannya, C&CO ENS tak tinggal diam. Aktor ini mengajukan tuntutan terhadap A atas tuduhan palsu pada 16 Juli 2016.
    Manajeman Jin Wook juga membeberkan hubungan antara Jin Wook dengan A. Mereka membantah Jin Wook dan A sepasang kekasih. “Jin Wook dan penggugat saling dikenalkan dan mereka saling berteman. Jin Wook sering bertemu dengannya, mereka bukan sepasang kekasih seperti yang dilaporkan dalam sejumlah berita,” ujar perwakilan Jin Wook seperti dilansir dari Soompi.
    Pada Minggu, 17 Juli 2016, giliran Jin Wook yang dipanggil untuk menjalani pemeriksaan. Polisi terus mendalami kasus dugaan pelecehan seksual tersebut. Mereka akan kembali memanggil A dan bintang drama Goodbye Mr Black ini untuk menambahkan keterangan jika dianggap perlu.

Tinggalkan komentar