Sebuah PC tua dan sebatang modem GSM 3G. Itulah yang ada di bilik rumah saya. Untuk terhubung ke jaringan internet, PC harus dalam kondisi ON, karena modem nyolok di port USB PC. Repot.
Perlu sebuah router wi-fi 3G yang lebih praktis. Tak perlu menyalakan PC untuk ‘menghidupkan’ modem 3G. Dan, tentu saja, sharing Internet agar tak rebutan koneksi.
Ini yang saya pilih: 3G Wireless Router TP-Link MR3420 sebagai stasiun pemancar dan TP-Link WN722NC Wireless USB adapter sebagai penerima sinyal di PC. Wireless router ini juga dapat digunakan untuk jaringan kabel (LAN) seperti Firstmedia, Speedy, ataupun Cepatnet. Salah satunya bisa dipilih sebagai back-up jika ada jaringan yang trouble.
Kedua produk itu saya beli online di sini. Itu karena dari sisi harga, waktu, dan ongkos kirim lebih murah dan praktis daripada saya harus momotoran atau ngangkot ke sana kemari nyari toko komputer yang jual router wifi 3G sesuai spesifikasi.
Sehari setelah pesan dan pembayaran, barang nyampai di rumah. Buka kardus, langsung dirangkai bagian-bagiannya. Antena, kabel power, dan koneksi ke PC untuk setup dengan kabel LAN. Instalasi gampang banget. Tinggal ikuti petunjuk di buku manual. Pokoknya RTFM-lah.
Oiya, sebelumnya diseting password untuk koneksi. Agar aman dan tak mudah diakses sembarang orang. Hidupkan PC. Colok wireless USB adapter. Voila! Internet pun terkoneksi dari wi-fi router 3G yang ada di ruang depan ke PC di bilik belakang rumah.
Dua tiga jam kemudian, lha kok modem USB dan wi-fi router 3G kian hangat? Panas yang wajar sebenarnya. Namun, saya tak tega dengan kondisi gerah di kedua perkakas itu.
Ambil kipas laptop yang sebelumnya digunakan sebagai pendingin modem di PC. Lepas modem USB di router wi-fi 3G, colok kipas laptop ke USB adapter, pasang kembali modem USB, dan posisikan kipas agar mengenai modem USB dan bodi router.
Rangkaian router wi-fi 3G, modem USB, dan kipas dites menyala 1×24 jam. Hasilnya, router dan modem USB tetap adem. Koneksi pun lancar jaya. Silakan yang mau jajal trik anti-sumuk ini. 🙂
dinadimu 
Ada teman baru beli modem yang bisa sekaligus jadi WiFi router smartfren, type B, katanya kenceng dan bentuknya kecil jadi mobile, kalau nggak salah harganya sekitar 500-600 ribuan.
Waks gopekceng ya to? Yang aku beli sepaket itu 350an K 🙂
Buat di rumah doang sih, walau bisa juga ditenteng kemana-mana, asal ada colokan/konverter listrik.
Eh, semar pren ya? Kayaknya cakupan sinyalnya masih belum terlalu luas ya?
Iya, si teman waktu beli modemnya ditanyain dulu rumahnya dimana. Karena harus dipastikan dulu ada coverage.
Ooohhh….
Saya juga punya setup seperti itu. Router speedy + fan laptop (yg bentuknya sama juga dgn yg di artikel).
Cuma, rada bising jadinya. Kamar berasa ruang server. Padahal PC nya udah fanless.
artikel menarik.. klo gw pake asus rt n10 u b di rumah.. btw coba google “DD-WRT”, pasti bikin lu ketagihan…
semua akan lebih baik kalau kita berusaha
hehehe..
modem model batang sih, ya gak kuku massss….after orgasm langsung letoy
saran saya, pake modem huawei e220. modem paling handal. walau bentuknya nggilani, tapi anti panas dan stabil.
coba cari di jakartanotebook.com biasanya ada suka jual murah, di bhinneka juga ada tapi harga rada mahal.
Kabel FTH (fiber to home) lagi dicantolin di tiang doang. Belum ON. Ini buat sementara sambil belajar IT tingkat basic biar dahsyat kaya juragan demit
ternyata kalo urusan fiber graveyard side masih kalah sama kampung serab.
“Sesungguhnya fiber yang kau temui itu tidak berguna (melainkan) tidak menerima email”, ujar raden ngabehi juragan stiker
“Sejatinya, walau engkau telah pindah kontrakan, biarpun dengan dinar tambahan, ketahuilah: demit-demit kimcil nan bakhil akan selalu menyertaimu,” Ust. Jamin bin Dufanisti
kampreddd,…
ini artikel pamer kayak temennya Bence …
Ooo. . .