Panen Kompos


Panen Kompos1

Saya menggunakan komposter tong sejak 23 Maret silam. Sabtu (19/4) lalu komposnya sudah siap panen. Warnanya hitam kecoklatan, baunya mirip tanah basah.

Bahan dasarnya, daun chery. Ada sebagian orang yang menyebutnya pohon kersen / talok (dalam bahasa Jawa). Daun itu dicampur serbuk gergaji, dan potongan rumput gelagah kering warna coklat. Semua bahan diaduk jadi satu dengan perbandingan 1:1 (1 bahan hijau : 1 bahan coklat). Kedua jenis bahan dicampur jadi satu dan diaduk menggunakan MOL tapai.

Perawatannya cukup mudah. Setiap tiga (3) hari sekali atau lebih, saya cek komposnya. Bila kering saya perciki MOL dan diaduk sebentar. Kadang hampir sepekan tong tidak saya tengok, hanya saya intip dari lubang dindingnya. Kalau komposnya nampak masih oke saya biarkan begitu saja. Praktis komposter ini rada-rada “maintenance free”. Nggak terlalu perlu perhatian ekstra.

Panen Kompos2

Setelah berjalan tiga (3) minggu,kompos pun siap panen. Ketika dipanen, ukuran partikel komposnya berbeda-beda. Mungkin karena waktu itu saya agak malas mencacah daun-daunan dan rumput itu kecil-kecil. Walau begitu, menurut saya, kualitasnya cukup okelah. Kata Pak Sobirin, sudah bau tanah.

Panen Kompos3

Dari satu tong (ukuran 100 liter) saya dapat memanen hampir dua karung beras @ 40 kg. Satu bagian habis diminta tetangga untuk media tanam. Satu karung lagi saya simpan, karena saya butuh untuk pot-pot tanam yang akan saya gunakan nantinya. Rasanya senang dan puas banget panen kompos hasil sendiri. Mau mencoba?

Satu pemikiran pada “Panen Kompos

  1. salam kenal bung !saya juga baru lihat situs nya pa sobirin ,saya jadi tertarik jalan 2 ke kompos meng kompos terutama yang gampang2 praktis aja nga pake teori 2 teks yg jelimet.saya ucapkan terima kasih.

Tinggalkan komentar