Jakun saya tercekat. Nafas tertarik pelan. Air mata pun berlinang.

Seketika pelupuk mata saya terasa berat. Diganduli bulir-bulir air mata yang siap menetes detik itu juga. Hanya sepersekian detik, mampu saya bendung butiran sekian mili liter air mata ini. Ambrol juga dam ini. Tak kuasa bertahan lebih lama.
Tangis saya pecah di sebuah rubanah, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan. Lima belas langkah dari sudut saya memarkirkan motor, mengamankan helm di atas jok belakang dengan kunci tambahan, saya tercekat.
Kaki serasa dipaku di lantai beton. Untunglah, saya masih sepenuhnya sadar dari pemandangan yang mengharu biru itu. Tangan perlahan bergerak, mengambil ponsel yang terselip di saku paha kiri depan.
Sambil sesenggukkan, dada naik turun, dan nafas yang tersenggal, saya pun mengambil foto-foto yang membuat aliran air mata tak henti kering selama beberapa saat. Tangis bungah (bahagia).
Fakta-fakta yang tersaji di depan mata, membuat saya merasa tak lagi sendiri. Rasa haru bercampur linangan air mata, dan tangis berderai menemani saya mengambil foto-foto langka itu: helm-helm yang terkunci rapi di atas jok!
HJC FG-17 terkunci rapih dengan gembok dan rantai kapal di atas jok Honda New Supra X 125. Siapa yang tak leleh hatinya coba?
KBC V-Euro, dengan gembok mungil di atas jok Suzuki Satria F-150. Sungguh terharu, ada sesama KBC lovers yang melindungi helmnya sedemikian rupa seperti saya ๐
Helm saya, KBC V-Zero diamankan pula dengan gembok ๐

Di parkiran motor rubanah, Gedung Telkomsel Smart Office (TSO) yang berada di belakang gedung lama, Graha Merah Putih, di Jalan Gatot Subroto, ini, juga terdapat penampakan 3 jenis motor legenda Inggris buatan India: Royal Enfield.

Saya tak tahu persis tipe-tipenya. Sepertinya, sih, Classic Battle Green bermesin 499cc, Classic Chrome berkubikasi 499cc, dan Classic 350.
Parkiran yang kira-kira seluas lapangan voli itu, juga menyediakan lahan parkir khusus sepeda. Tak begitu lapang, mungkin seukuran 4 mobil sedan yang berderet dua. Tapi itu patut diapresiasi. Jarang gedung-gedung tinggi di Jakarta yang mengakomodasi parkir yang motorsiawi dan sepedasiawi ๐
Operator telekomunikasi anak usaha PT Telkom, yang triwulan pertamaย 2016 membukukan keuntungan Rp 6,53 triliun, secara bertahap akan memindahkan sekitar 1900 karyawan yang selama ini berada di beberapa lokasi gedung di Jakarta, untuk menempati gedung TSO nan megah itu.
Eh, nantinya, apakah lahan parkir yang tersedia akan cukup mengakomodasi karyawan dan para tamu ya? Semoga tangis bahagia yang tercurah dari para pengendara roda dua dan kaum pesepeda ๐
cuukkk.. mbuang waktu ae…
Sooookoooooorrr…..kantormu mbiyen tambah duwuuurrr…..
Semb kirain apaan, gitu doang, biasa wae
Tisuuu…manaa tissyyuuuu…..