Xena dan Susi sama-sama pejuang sejati. Yang satu fiksi, satunya lagi (kini) menteri.
Foto : IMDB
Sungguh Senin yang riuh. Apa sebab? Seseorang dengan nama Susi yang kini menjadi menteri di Kabinet Kerja Jokowi – Jusuf Kalla. Garis waktu di media sosial seperti Twitter dan Facebook begitu panas dengan dukungan dan kenyinyiran warga maya mengenai sosok bernama lengkap Susi Pudjiastuti ini.
Walau sudah mendengar kiprahnya bertahun lalu, tapi, terus terang, baru semalam saya berusaha ‘bersua’ dengan Direktur PT ASI Pudjiastuti ini di Youtube. Rhenald Kasali, pada Maret 2013, mengundangnya dalam acara Rumah Perubahan Rhenald Kasali, yang terbagi dalam 5 sesi di Youtube.
Saya ingin tahu bagaimana pengusaha wanita ini berbicara, gesturnya, bagaimana dia menjawab pertanyaan Rhenald Kasali yang kadang ‘sadis’ itu, bagaimana raut mukanya, sorot matanya – yang walau hanya saya tonton di layar komputer, cukup membuat saya tahu bahwa lulusan sekolah menengah pertama ini cerdas, berkarakter dan keyakinan kuat, serta leadership sejati.
Bisa dibilang, Susi ini mirip tokoh Xena The Warrior Princes, yang diperankan dengan gemilang oleh Lucy Lawless. Serial kondang yang diputar di salah satu televisi swasta pada 1996 – 2001.
Saat ini, Susi mempunyai 45 unit pesawat Cesna, dan mempekerjakan 100an pilot yang hampir semuanya WNA. Hanya 3 orang pilot WNI. Itu karena begitu susah mencari pilot lokal karena keterbatasan sumber daya manusia.
Segudang pengalaman dan kesuksesan dari kerja sangat keras itu, saya kira sangat cukup untuk membuldozer para penyinyir di media sosial yang sungguh takabur dan blur itu: dari soal no-bra, tato, sampai cigarette lady – soal terakhir ini, jujur, saya memang tidak sreg dengan perempuan yang merokok. Dari sudut pandang kedusunan saya, ada serpihan yang hilang dari seorang wanita ketika dia merokok.
“Cigarette takes the arogancy,” sebut Ra, perempuan delusiku, pada suatu ketika, tentu sambil memainkan Marlboro Black Menthol di tangannya. Ok. Cukup. Setidaknya, seorang Susi tidaklah hipokrit yang pura-pura suci dalam berperilaku. Walking like she talk it, ujar Bob Marley.
Lalu kenapa blogger? Saya nyaris lupa, jika tidak mengintip di lini masa Twitter, hari ini, Senin, 27 Oktober 2014, merupakan Hari Blogger Nasional. Dicanangkan oleh Muhamad Nuh, Menteri Komunikasi dan Informatika, pada 27 Oktober 2007, hanya berjarak dua bulan sejak saya membuat akun dan posting pertama di WordPress.com. Itupun setelah ngangsu kawruh ke Mas Budi Putra, Pujiono, dan Ndoro Kakung, yang kebetulan tetua saya di kantor saat itu 🙂
Sejak itulah saya resmi menyandang gelar blogger dan bergaul dengan beragam karakter narablog, baik di alam nyata atau lelembut. Narablog sendiri sepertinya juga mengikuti beragam arus yang berkembang di Tanah Air. Ada aliran adsense, arus industri, pengikut mood, atau malah drone blogger 😀
Bagi saya sendiri, cukuplah saat ini menulis sebagai sarana agar tidak gila
Terakhir soal listrik. Saya juga baru tahu jika hari ini, Senin, 27 Oktober 2014, merupakan Hari Listrik Nasional. Lalu apa yang bisa saya tulis untuk listrik nasional? Saya hanya berharap, listrik tak padam saat saya menyelesaikan tulisan ini.
Cukup riuh bukan Senin ini?
ckckck… artikel pengejar hits…
mbahk yayuknya kemana om?
Diumpetin eyang edo om. . .
kelak susi akan menulis sebagai blogger tentang ide energi alternatif dari daging ikan dan mengajari Ra cara menjadi bakul ikan yang baik
Bhuahahahaha. . .
Qiqiqi..
Qeqeqe. . .
yayuk ada dimana mana lae
Itu tuhannya eyang jenggot
*nyembah pralon 😀
Lalu kemana perginya Yayuk?
Yayuk mencari stnk yang tergadai
Menguasai ki…
Koyo rojo wae, menguasai 🙂
siram pertamaxxx
Njeblug.com 😀
calon botd nih 🙂
Haiyaaaah. . . . 🙂