Peranti lunak open source memerdekakan saya dari perang batin berkepanjangan.
Cukup lama saya menimbang untuk berganti sistem operasi berbasis terbuka: Linux. Butuh 3 tahun berpikir untung-rugi, pro-kontra, dan akhirnya memantapkan pilihan kepada Ubuntu, tepat pada hari Pramuka, 14 Agustus 2014.
Beban batin karena selama 8 tahun terakhir PC di rumah menggunakan perangkat lunak Windows ‘aspal’ pun luruh ketika sukses memasang Ubuntu 14.04 Long Term Support (LTS). Lepas. Bebas. Software halal memang memerdekakan batin saya 🙂
Kebetulan pula saya sering ngobrol soal Linux bareng Mas Didik NH si juragan Otoride. Biasanya sih saat ketemu di acara pabrikan motor, yang lalu berlanjut via Whatsapp.
Bahkan Mas Didik berbaik hati memberikan cakram padat Ubuntu versi 12.04. Itu setahun lalu saat rilis terbaru 12.04. Dan baru saya instal pas Hari Pramuka, sepekan lalu. Dan, begitu terpasang di PC dan konek ke wi-fi rumah, langsung minta upgrade ke versi 14.04.
Proses revolusi beralih dari Windows ke Linux yang terhitung lama itu, karena saya musti ‘menghabiskan’ lisensi Kaspersky Internet Security (KIS) 2014 yang habis pada minggu pertama Agustus ini. Biar gak rugi bayar lisensi tahunan yang Rp 150an ribu itu 🙂
Disamping juga Windows XP di PC jadul saya (2007) yang sudah tidak dispport induk semangnya sejak April 2014. Dan mulai menunjukkan gejala sistem oblak di sana-sini
Apa tidak kikuk menggunakan Linux? Pertama kali iya. Tentu saja karena antar muka yang berbeda. namun, ini semua soal kebiasaan. Bagaimana saya harus mengubah mindset secara cepat. Dan itu bukan persoalan sulit. Seperti naik motor jenis baru lah. Perlu beberapa waktu untuk adaptasi.
Sistem operasi terbuka juga salah satu hal yang menghalangi syahwat saya untuk mengandalkan perangkat lunak ‘bajakan’ yang kabarnya direstui oleh ustad kwee tiauw itu
Dengan begitu banyak dukungan dari teman-teman komunitas Linux di internet dan dunia nyata, sistem operasi terbuka memang menjadi salah satu pilihan bagi saya untuk merdeka.
Software PC sampeyan merdeka atau dikerangkeng mas bro?
iOS free upgrade, iPhone lama pun masih bisa upgrade OS.
OSX pun saat ini sudah FREE upgrade dan pengoperasian super friendly, support juga sangat baik, karena dukungan korporasinya baik.
https://www.apple.com/osx/how-to-upgrade/
Sistem keluaran 2007 pun masih bisa upgrade ke release OSX terakhir.
iMac (Mid 2007 or newer)
MacBook (Late 2008 Aluminum, or Early 2009 or newer)
MacBook Pro (Mid/Late 2007 or newer)
MacBook Air (Late 2008 or newer)
Mac mini (Early 2009 or newer)
Mac Pro (Early 2008 or newer)
Xserve (Early 2009)
Nggak pakai ribet
Iye. Betul mas bro.
Tapi berhubung saya tergolong kaum sosialis-borjuis, gak kuat beli sekeranjang apel.
Cukup beberapa butir jambu merah dari Citayeum saja
^jamaah proletar al gauliyah hedoniyah
hhihi ponselku merdeka dong KK, PC? lha arang nganggo tp legal podo karo jomblo, nek laptop pribadi yo makmum kwitiauw 😀
Linux SUSE itu asik lho.. aku juga kikiu pertama pakai XD
https://fiesta43.wordpress.com/2014/08/23/gadget-asus-zenfone-5-your-daily-companion/
Sama SUSI asyik mana mas bro?
asikan SUSI XD
software gw merdeka semua lah
wong inventaris kantor kabeh
Termasuk terios ya kak? *ups
ustad kwe tiauw
Waini pasti ajaran anti liberal itu ya..
Karena saya liberal, software saya merdekaaaa semuaaaa..
*merdekadonlotbazakan*
Ustad AAB, Ajaran Anti Bajakan
Ustad Kwei Tiauw, legalkan bajakan
Ustad Beruang, legalkan stnk *eh. . . .