Pemotor Memang Perlu Dikasihani


Sepertinya mentalitas pengguna motor kecil dan motor besar sama saja.

image

Kadang, di dalam bus Transjakarta, saya sering melihat pemotor yang terjebak macet. Macam-macam gestur tubuhnya. Ada yang kelihatan sabar, pasrah, melamun, atau lelah luar biasa. Tampak kasihan begitulah.

Ya, seperti yang saya alami sendiri kalau numpak motor. Di lampu merah kadang suka bengong, berfantasi yang iya-iya, atau iseng motret.

Tapi kalau sudah begini :

Rasanya pemotor kecil atau motor gede (moge) sama saja mentalitasnya 👿

image

*Puluhan pemotor melawan arus lalulintas saat ada razia polisi di ruas jalan layang non-tol Kampung Melayu – Tanah Abang. Foto: Dhoni Setiawan (Antara), dimuat di rubrik Seribu Kata majalah Tempo edisi 9 Februari 2014.

image

*Foto: Instagram Sarah Sechan, merujuk tulisan Ndorokakung.

Menurut mas bro, definisi kasihan itu seperti apa sih?

Posted from WordPress for Android

29 pemikiran pada “Pemotor Memang Perlu Dikasihani

    1. Jare sopo pakde?
      Sampeyan udah baca belum tulisane ndoro?
      Itu dicapture Oom Triawan Munaf (bapaknya Sherina Munaf) dari harian Jakarta Globe.
      Nah, kalau editan, apakah senista itu Jakarta Globe menampilkan foto tersebut?

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s