Google Earth menyediakan fitur historical imagery untuk melawan lupa.
Benarkah banjir yang melanda sejumlah wilayah DKI Jakarta sebulan belakangan ini, sebagian akibat ulah manusia? Salah urus di bagian hulu dan hilir? Ketidakmampuan bersahabat dengan alam?
Begitulah keriuhan komentar para pejabat, akademisi, pakar lingkungan, jurnalis, aktivis, maupun kaum nyinyir di media massa maupun media sosial.
*Foto : Banjir di Jalan Abdullah Syafei, Flyover Tebet – Kampung Melayu, Januari 2014 (Plasa MSN : Wahyu Putro | Antara)
Gubernur Jakarta, Joko Widodo pun terseok-seok blusukan hingga ke Bogor dan bertemu dengan Bupati Bogor, Rahmat Yasin, dan pejabat terkait untuk membahas tip & trik mengatasi banjir.
Diantaranya membangun waduk Cimahi dan Sukamahi di kawasan Cipayung, Mega Mendung, Bogor. Juga penanaman pohon di hulu Sungai Ciliwung.
Ha? Menanam pohon? Sebentar….
Tiba-tiba saya teringat dengan foto yang pernah saya jepret di tepi Ciliwung, Desa Bojong Baru, Kecamatan Bojong Gede, Kabupaten Bogor, pada 2010. Foto itu saya unggah ke situs Tinypic.com.
Menggambarkan bangku reot diapit dua pohon yang meranggas, berlatar belakang pembukaan lahan perumahan di tepi Sungai Ciliwung. Bantaran sungai besar itu dulunya merupakan hutan bambu nan lebat. Gung liwang-liwung, yang terkesan angker 🙂
Iseng, saya pun membuka Google Earth. Aktifkan historical imagery di lokasi saya memotret – beruntung saat itu, dengan ponsel Sony Ericsson Aino saya selalu mengaktifkan fitur geo tagging.
Bilah historical imagery (bahasa Indonesianya apa ya? 🙂 ) mentok di tahun 2006 – 2012. Cukuplah untuk membandingkan perubahannya seperti apa.
Ini dia penggusuran hutan bambu untuk kaum manusia:
Juli 2009 – Bojong Baru, Jalan Sabeki – Jalan Komp. Perdagangan – Jalan Perum Taman Raya, Jalan Baru Pemda Cibinong pada Juli 2009.
*Historical imagery di lokasi ini selama 2006 – 2009 tidak mengalami perubahan.
Juli 2011 – Bojong Baru, Jalan Sabeki – Jalan Komp. Perdagangan – Jalan Perum Taman Raya, Jalan Baru Pemda Cibinong pada Juli 2011.
Juli 2012 – Bojong Baru, Jalan Sabeki – Jalan Komp. Perdagangan – Jalan Perum Taman Raya, Jalan Baru Pemda Cibinong pada Juli 2012.
26 November 2010 – Lokasi foto (pin kuning) bangku kayu dan penggusuran hutan bambu di bantaran Sungai Ciliwung.
Itu dokumentasi yang disediakan Google kepada publik untuk melawan lupa 🙂
Menanam pohon di hulu, sementara bantaran hijau di sepanjang aliran Ciliwung di Bogor hingga Depok, diratakan untuk perumahan 😦
Wahai para pemimpin di Jakarta, Bogor, Depok, waspadalah! Ada Mbah Google yang siap mengeker. Ciluk baaa….
Duh…
Aah. . .
ijin share kang
Monggo kang. Suwun. Salam,
makin angker hutan bambunya yang hilang…
Iyo…
Iku pekarangane bude pesek udu :p
Dudu kang. Kuwi neng mBojong Baru. Bude pesek nDepok, sing gusuran pinggir Ciliwung dadi omah magrong-magrong 650 yuto. 🙂
bejo nomer hapemu ilang. stormku modar. kirimno nang jombloati@gmail.com yo.
Iki nomere 0818141867
mencurigakan
poto ini jd ingat, justeru pihak pengundang hilang dari peredaran, lost signal lan ra moro nang lokasi, padahal diharapkan dng DSLR (tanpa lengan panjang) mampu memotret lebih baik daripada soni aidonotknow, eh ndisit rung entuk hadiah media blog main striping ya?
aku pas ujian jg yo mung reblog eh ngopas poto tok
Ngopas opo cap banyu?
*nggilani 🙂
ngopas sing iso dikopas. ..
iki https://alonrider.wordpress.com/2011/11/23/gaung-dari-tepi-ciliwung/
eh iki http://triyantobanyumasan.wordpress.com/2011/11/23/ci-haliwung-riwayatmu-kini/
mantap pisan mas.
Waaah ada Febry. Gimana kabar Jepang? 🙂
Jepang dingin-dingin gak empuk mas..
Wooo, lupa bawa bantal kapuk kelinci ya?
ijin share om…
Silakan mas bro. Suwun 🙂
Naaahhhhh, mbah google membuktikan dengan teknologi, jd yg salah bu jokowi apa bu ahok nih ?? *efekinstagram *ganyambung
Salah yang pakai lengan panjang
biar smua tahu hal-hal penyebab banjir tidak akan pernah hilang dari bumi indonesia dan belahan dunia lainnya
wowow………
ternyata oh ternyata
jadi yang salah siapa
Jokowi? apa Ani?
Sing salah sing ora bener nganggo kaos lengen dowone
Gambar omahmu sing endi ?
Cedak masjid. . . 🙂
Laaaah.. di depok, tepian sungai ciliwung barusan dihabisin tuh hutan bambunya. sekarang jadi rumah seharga minimal 650 juta.
Nurmahmudi monitoooor? 🙂
Wajar kalo hujan deras dikit, langsung banjir…
Ho oh..
oya,dulu pernah liat tv tentang pendekar bambu..katanya bambu itu penyerap air yg mujarab…
Ya. Betul sekali. Malah penghasil oksigen paling banyak dibanding tanaman lain. Mangkanya kalau tiduran di bawah bambu itu angler 🙂
terus saya harus ngapain?
hmm, emang serba salah. populasi manusia semakin bertambah, tiap orang butuh rumah, sementara tanahnya ya segitu2 aja, jadinya daerah resapan air berkurang. apalagi curah hujan semakin meningkat akibat perubahan iklim, CMIIW. yo wis lah, monggo dinikmati banjirnya.
Hehehehe
Masa sampeyan yang dikaruniai akal budi nggak tahu harus ngapain?
Hmm mari dikabarkan ke banyak orang
Monggo mas bro. Disebarluaskan infonya. Thanks. Salam,
Sip ……