Salman Khan, Kekayaan, dan Kesalehan Sosial


The Khan Academy is an organization on a mission. We’re a not-for-profit with the goal of changing education for the better by providing a free world-class education to anyone anywhere.

All of the site’s resources are available to anyone. It doesn’t matter if you are a student, teacher, home-schooler, principal, adult returning to the classroom after 20 years, or a friendly alien just trying to get a leg up in earthly biology. The Khan Academy’s materials and resources are available to you completely free of charge”

Ruang itu tak lebar. Hanya berukuran 1,5 x 2 meter persegi. Ya, seluas kamar petak di Jakarta. Namun, dari tempat itu, ribuan tutorial pelajaran disebar gratis di internet. Bentuknya berupa video pendidikan, dari matematika, fisika, ekonomi, sejarah, dan beragam pelajaran lain. Siapa sang “guru” itu sehingga Bill Gates begitu mengaguminya?

Dialah Salman Khan, pria berdarah Bangladesh-India, lulusan MBA Harvard dan menyandang gelar master dari MIT. Sebelum membuat situs Khan Academy dia bekerja sebagai seorang analis investasi. Dari sisi materi tentu dia dan keluarganya hidup lebih dari cukup.

Kenapa Bill Gates begitu kagum kepadanya? Itu karena Salman Khan mampu memproduksi video tutorial yang mengagumkan dengan sumber daya terbatas. Di kamar petak pula.

Lalu darimana dia menghidupi keluarganya dan membiayai pembuatan video ajar itu? Dunia pendidikan begitu kuat menariknya untuk membagi ilmu ke seluruh dunia. Khan memutuskan keluar dari pekerjaannya. Sebagian besar uangnya kemudian dia investasikan untuk membiayai diri dan keluarganya.

Selebihnya dia gunakan untuk membuat video pelajaran yang lalu diunggahnya di situs Khan Academy. Semuanya dia lakukan sendiri. Salman Khan bertindak sebagai guru, dosen, videographer, editor, dan uploader. Mirip blogger begitulah.

Jumlah pengunjungnya per hari kini lebih dari 50 ribu orang. Orang-orang yang merasa terbantu dan bersimpati kepadanya mengusulkan untuk membuka donasi di situsnya. Khan akhirnya menerima usulan itu dan membuka saluran donasi.

Where does my money go?

Your money supports our people and technology, and helps us:

  • Keep the site running, totally free
  • Create more high-quality content, in more languages
  • Develop interactive assessment exercises, to complement the video library
  • Improve our website and create the best free, online educational experience possible
  • Support efforts to use our technology in schools around the world
  • Explore other ideas we have on the future of education and how we think learning should be done!

Khan tergolong manusia langka. Di saat kebanyakan orang – dengan pendidikan tinggi, intelegensia di atas rata-rata, dan penghasilan tanpa meteran sibuk memperkaya diri – Khan menjadi anomali.

Dia memilih menyebarkan ilmunya secara gratis ke seluruh penjuru dunia. Menjadi guru online tanpa tanding. Bayangkan, ada ribuan tutorial dalam bentuk video yang siap diunduh dan digunakan untuk belajar para siswa.

Kini, para pengguna iPhone dan ponsel Android dapat menginstal KhanApp untuk membuka atau mengunduh tutorial yang dibuat di http://khanapp.com/

Di Tanah Air, tepatnya di Bandung, juga ada komunitas guru yang membuat tutorial ajar gratis di  www.crayonpedia.org. Para murid dan orang tua dapat mengunduh materi bagi putra-putrinya secara cuma-cuma.

Sebenarnya, di Indonesia, cukup banyak pribadi yang spiritnya sama seperti Slaman Khan. Mereka datang dari latar belakang yang jauh lebih sederhana dibanding Khan.

Jika ada waktu, saya akan menulisnya di lain kesempatan.

Untuk menjadi seorang Khan, apa sih yang dibutuhkan?

***

#Foto dari : 

http://www.hackeducation.com

http://zaidlearn.blogspot.com

#Tulisan menarik tentang Khan Academy :

Dari Wired.com : Changing The Rules of Education

Iwan Piliang : Khan Academy vs Menkominfo 🙂

Agoes Santosa : Khan Academy di ITB

29 pemikiran pada “Salman Khan, Kekayaan, dan Kesalehan Sosial

  1. di India, pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan lebih di support dibanding di sini… banyak orang cerdas di cetak di india, kenapa? biaya pendidikan murah, mas bro… kalau tidak salah ada anak muda india yang bisa membuat distro linux kreasinya sendiri, saya lupa nama distro-nya apa. mungkin kang elsabarto lebih tahu… ground crew NASA kebanyakan orang india… kita ke mana? mall? clubbing?

    numpang curhat, kang…
    http://kmphlynx.wordpress.com/2011/10/28/sumpah-pemuda-masih-ada-ya/#more-178

  2. salut dengan dedikasi orang2 kek gini, rela berkorban.. bs jd contoh, org dg pendidikan tingi bs menggunakan pengetahuann untk kemakmuran masyarakat..

    1. Wah, keren situsnya. Banyak teknologi tepat guna yang diaplikasikan langsung ke masyarakat yang membutuhkan.
      Sebenarnya, lembaga penelitian di Indonesia dan lembaga pemerintah sejenis menyimpan aneka temuan teknologi tepat guna. Sayang belum dimaksimalkan pemerintah sendiri.
      BTW, matur nuwun linknya 🙂

  3. subanallah…………
    kapan kita bisa mulai dari yang kecil.
    tanpa berharap uang, apalagi cuma hits, peringkat BOTD, peringkat alexa, pagerank………..atau popularitas

      1. Oooo nyang ntu…
        Mangkanye.. bace dule isinye beng…
        pan banyak tuh nyang jargonnye blog buat bagi ilmu…tapi isinye…tak ade ilmunye..

        Kalo blog aye mah kagak ade ilmu2nya…
        #ikutnepokin jidat lu

    1. Banyak kang. Malah, banyak diantara filantropis itu yang ekonominya kurang. Tapi mereka memberdayakan warga sekitarnya. Bukan untuk memperkaya diri, tapi bersama-sama tumbuh. Kalo kopdar lagi nanti saya ceritain deh. Ini semata-mata bukan persoalan ekonomi atau kecerdasan. 🙂

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s