Keris 7 Gear

Kadang bakat itu mirip keris pusaka. Dia datang tak pilih keturunan. (Ki Oblak Komstire)

Namanya juga orang Jawa. Segala sesuatu biasa dihubung-hubungkan. Antara jagad mikro dan makro. Antara keris dan sepatu. Tapi, ya, begitulah kisahnya.

Sahibul sohib, Adet Vriyono, owner 7 Gear, bercerita kalau kakeknya adalah empu perajin sepatu di Purworejo. Sang kakek hijrah ke Bandung sambil membawa keahlian dan mesin jahit sepatu. Tak dinyana, cucunya, yang bernama Adit Priyono (sesuai KTP), mewarisi keris, eh DNA perjahitan sepatu dari sang kakek.

Jadilah dia menjadi pengusaha muda yang bergelut dengan aneka jenis usaha jahit menjahit; dari tank bag hingga sepatu boot. Walau begitu, riding apparel produksinya tak melulu tas tangki dan boot. Kini, Adet menjajaki membuat celana dan jaket untuk turing.

Sama seperti tank bag dan boot, celana dan jaket turing itu dibuat atas pertimbangan kenyamanan dan keselamatan sang rider. “Semua produk sebelum dipasarkan, saya uji, baik sendiri maupun orang lain. Dari masukan yang diterima, diperbaiki, selanjutnya baru dilempar ke pasar,” kata Adet sewaktu menjadi tamu Kompor OBI (Kombi) yang digagas Otoblogger Indonesia, Jumat malam, pekan lalu.

Yang paling menarik adalah keputusannya untuk resign dari perusahaan asuransi tempatnya bekerja selama ini. Dia mengaku, cukup lama menimbang untuk mundur dari pekerjaan tetap dan terjun ke wirausaha. “Bahkan, atasan saya sampai sepuluh kali memastikan keputusan saya ini,” kenang Adet.

Tak gampang memang berpindah haluan dari penerima menjadi pencari gaji. Tapi, seperti pengusaha sukses lain, fokus menjadi modal utama. Itulah yang dipilih bapak seorang putra ini. Ibarat keris (lagi), perlu ditempa secara teratur agar pamornya moncer. Satu lagi prinsip yang selalu dijalani yaitu bekerja usai subuh. “Orang tua jaman dulu sering menasehati bangun pagi agar ayam tak memakan nasi (rejeki).” Selamat semoga semakin sukses, jaya, dan berkah. Amiiin!

*Note : foto nyantol dari si monkey, diolah dengan Comic Life.