Berkeliling dari lapangan ke lapangan di seputar Jakarta. Makin sulit karena lahan kosong terbuka semakin langka.
Durabiliti si pemilik termasuk perkasa. Lebih 25 tahun dia berkelana. This is my way, my wave.
Sent using a Sony Ericsson Aino mobile phone

-6.277453
106.858069
Menyukai ini:
Suka Memuat...
Terkait
Diterbitkan oleh nadi
narablog | fotografer ponsel | Nokia G20 | penelusur jalan | pengompos amatir | penyicip kopi & teh | pecinta bambu | pecumbu hujan | menuju kaki gunung Lihat semua pos milik nadi
daerah ane mulai menipis, stop pembangunan yg gak terencana !
hmmmm
http://kangmase.wordpress.com/2011/03/29/bayar-pajak-itu-tidak-harus-yang-penting-lapor-pajak/
Apa boleh buat di jakarta cari tanah kosong gak dijaga memang susah
ombak banyu..eling pas cembrengan/cembengan ning PG tasikmadu
nggonku jenenge ora cembengan tapi royalan……..
di daerah masih banyak tuh… 😀
Mas Triyanto memang peka. Langsung mudeng. Di pinggiran kota pun banyak saingan. Ya, berevolusi jadi yang versi kecil. Sama-sama “bermesin” manusia. 🙂
Lama-lama ke Pinggiran Mas, atau mengecil dan jadi semacam Odong-odong.. Miris
ga ngerti…
ruang terbuka … pantai adja murmer..