Ride with Ducati Multistrada 1200: Alamaaaak Oblak Hatikuuu!


Dari pada mumet dan brokenheart diterpa skandal OBLAKisme yang menggerayangi tunggangan saya, mendingan berbagi cerita bersama Ducati Multistrada. Ceritanya begini ki sanak …..

Sebuah notifikasi masuk ke akun Facebook saya. Si pengirim kabar meminta saya untuk menyediakan waktu khusus ritual nunggang jaran, Sabtu dua pekan lalu. Sesajen yang diminta cukup riding gear yang memadai. Kabarnya, saya bakal diguna-guna untuk nantinya mendekati kemiripan Tom Cruise. “Sistemnya ala Avatar di Bumi Pandora,” sebut paranormal yang selalu menggembol airbag demi safety itu :mrgreen:

Makbedunduk, jleg! Makjegagik, Jlig! Ada Ducati Hypermotard dan New Multistrada 1200 tipe S di depan mata. Dan sesosok insan penunggu goa bebek sedang pringas-pringis di pojokan. 🙂

Hmmm, Ducati Multistrada 1200 selama ini baru menghias layar desktop PC saya di rumah. Syukurlah ada kesempatan untuk menjajalnya walau hanya thowaf di SCBD :mrgreen:

Mesin L-Twin silinder, 1198 cc, 4 katup per silinder, Desmodromic, berpendingin cairan pasti luar biasa, batin saya. Motor yang masih dalam kondisi standar ini ketika dinyalakan suaranya tak begitu keras. Masih sopan untuk masuk ke gang-gang komplek.

Suara kemrincing dry clutch (kopling kering) ketika tuas hidrolis kopling ditekan – mirip kaleng rombeng, hilang. Ini karena Multistrada 1200 mengadopsi kopling basah. Alasannya demi menekan biaya maintenance. Penggantian part juga lebih lama, hingga kilometer 23 ribu. “Secara keseluruhan mampu menekan cost maintenance hingga 50 persen,” kata Pak Nug, juragan Ducati Indonesia saat memberikan tutorial singkat fitur Ducati Multistrada 1200.

Lho kok pakai sinau segala? Weeee, ini motor pintar bro! ECUnya ada dua. Dialah 4 in 1 big bike pertama di dunia. Artinya, empat jenis motor yang berbeda fungsinya dilebur menjadi sebuah motor. Ke empat fungsi itu melekat pada fitur Sport, Touring, Enduro, dan Urban. Semuanya hanya perlu dengan menyentuh tombol. Teknologi biasa terdapat di mobil-mobil premium seperti Mercedes-Benz S-Class maupun BMW 7 Series.

OK, langsung jajal

Aaaarrrrrgh, Pak Nug, langsung main pilih mode sport. Padahal saya ingin alon-alon dulu. Ya sudah nikmati saja extra ordinary big bike ini. Wooooooo, powernya muncrat secara signifikan! Tenaganya yang besar hingga mencapai 150 DK membuat bobot motor 192 kilogram ini terasa enteng. Di terowongan Sudirman Central Business District (SCBD), motor yang cocok dipakai turing ini saya geber hingga 125 kilometer per jam hanya pada gigi 2!

Speed sebenarnya masih bisa dicapai lebih tinggi lagi. Tapi bagi saya, menjajal Ducati Multistrada 1200 aspek kecepatan tak begitu penting. Saya ingin tahu bagaimana manuver motor jangkung ini ketika melibas jalanan. Walau berdimensi cukup besar, motor ini mudah untuk bermanuver.

Ketika menikung, sangat terasa sekali bagaimana sempurnanya shock depan-belakang Öhlins bekerja. Sistem kompresi dan reboundnya dikendalikan otomatis secara elektronik. Dalam mode sport, otomatis shock breaker mengeras dan performa motor tampil maksimal. Untuk mengerem saya lebih banyak menggunakan rem depan Brembo cakram ganda dengan anti-lock braking system (ABS) yang menjadi peranti standar. Rem belakang, hanya saya gunakan sesekali untuk balancing. Ducati Multistrada memang terkenal dengan stabilitasnya yang tinggi. Versi lama, 1000 DS saja sudah begitu nyaman, apalagi model terbaru ini, wow, enak banget handlingnya.

Usai menjajal mode Sport, kini giliran Touring. Perbedaannya, menurut saya, powernya sedikit lebih jinak dibanding Sport. Sistem suspensinya pun lebih lentur. Perbedaan terbesar ketika mode Urban diaktifkan. Duh, tenaga badak yang tadinya menyembur, seolah-olah dikebiri. Power turun lumayan drastis karena ECU memerintahkan untuk riding santai di perkotaan.

Sebenarnya, tenaga dalam mode Urban sudah lebih dari cukup untuk sekadar menapak jalanan Jakarta. Namun, karena pertama kali saya mengetes dengan mode Sport, maka sangat terasa sekali perbedaannya. Bagaimana dengan mode Enduro? Karena kondisi jalanan dan medan yang tidak sesuai, fitur ini urung saya coba. Mode Enduro diaktifkan ketika motor melaju di jalanan light off-road yang bervariasi.

Begitu kisahnya ki sanak. Terima kasih kepada Pak Nug dan Bro Sattar yang telah rela meminjamkan Ducatinya untuk dijajal komstirnya :mrgreen:  O iya, thanks juga buat Bro Adit DDOCI yang moto-moto sambil memeluk mesra Bro Sattar di atas motor 😀

45 pemikiran pada “Ride with Ducati Multistrada 1200: Alamaaaak Oblak Hatikuuu!

  1. berhubung ducati mbukak gerai di surabaya, dan satu2nya juragan warung papan atas seng iso boso jowo timuran cuman sampeyan….

    lha terjadilah ritual nunggang jaran…. :thumbup:

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s