Test Ride Husqvarna 510 SMR: The Power of Big Single!


OK saatnya adu otot! Maksudnya otot kawat tulang besi Husqvarna 510 SMR yang saya jajal di Sirkuit Sentul, Bogor, Jawa Barat, Sabtu, pekan lalu. Saat itu, Aprilia Track Day yang digelar PT Sentra Kreasi Niaga (SKN), distributor resmi produk Piaggio Group, menyediakan berbagai motor produk Piaggio, seperti; Aprilia RS 125, Gilera Nexus 500, Piaggio MP3, dan Husqvarna 510 SMR.

Impresi pertama: atletis nian. Ok, saya coba gagahi. Ups, sedikit lebih tinggi dibanding Husqvarna 125 SM yang pernah saya coba (870 mm). Husky 510 SMR seat heightnya 920 mm, dan kaki saya masih nyaman menapak aspal. Sebelumnya saya pelajari dulu panel speedometer dan lainnya.

Di atas handle kopling ada tuas kecil. Setelah saya tanya ke Pak Wahono, Senior Services Manager SKN, tuas kecil itu untuk dekompresi mesin agar motor starter elektrik lebih enteng bekerja. Terbayang jika nggak ada dekompresi, motor starter kerja keras “ngengkol” piston dengan kompresi 500 cc!

Jadi sebelum distarter, tuas itu ditekan dahulu agar kompresi berkurang. Mirip dengan tuas dekompresi yang ada di Thunder 250. Hanya letaknya saja berbeda. Masih mengandalkan pengabutan bahan bakar karburator. Sementara yang beredar di Eropa menganut sistem injeksi.

Oh iya, bobot Husky 510 SMR ini tidak terlalu berat. Hanya 118 kg minus bahan bakar. Kapasitas tangki 7,2 liter. Plus-minus total beratnya sekitar 125 kg. Bandingkan dengan powernya yang mencapai 60 DK itu. Pantas jika sekali sentak melonjak seperti kuda liar. Suara mesin 4 tak knalpot standar cukup sangar. Ini mungkin karena big single. Meski bukan untuk adu kenceng, Husky 510 SMR ini menganut 6 gigi percepatan.

Masuk gigi 1, putar gas. Wow, powernya begitu kuat. Gigi 2, masuk lintasan sirkuit terus ambil kanan (jangan sampai motong garis lurus). Gigi 3, masuk tikungan pertama nggak pakai turun gigi, sedikit rem, langsung putar gas lagi. Praktis sebelum track lurus saya hanya menggunakan gigi 5. Persneling 6 hanya saya gunakan di track lurus.

Karena engine brakenya yang cukup kuat itu, setiap menikung saya jarang oper gigi. Kecuali di tikungan pertama sehabis track lurus, down shifting dari gigi 6 ke 5, langsung putar gas lagi.Yang paling berkesan dari supermoto ini adalah engine brakenya yang kuat.

Downshifting harus benar-benar diperhitungkan agar badan tidak tersentak kedepan karena efek power yang tertahan.Ketika menikung pun paling turun 1 gigi diimbangi dengan sedikit menekan tuas rem depan. Rem Brembo depan belakang sempurna dalam mengurangi laju.

Putaran pertama, ketika menikung, saya coba gaya supermoto. Lha kok ora penak? Di tikungan berikutnya saya coba lagi nikung ala super moto. Tetap nggak enak. Mungkin cara saya salah atau belum biasa. Akhirnya saya coba nikung dengan body steering biasa. Mirip nikung motor sport. Ealah, kok malah penak. Gayanya jadi mirip Nicky Haiden nikung ketika naik Honda CRF 450 SM.

Berapa speed tertinggi? Sorrry to say, sensor speedometernya mati! Jadi saya nggak tahu berapa top speednya di track lurus Sentul. Sayang memang, meski bukan jenis motor kenceng, penasaran juga berapa speed tertingginya. Meski begitu, rider kudu hati-hati dalam memainkan putaran gas agar tidak tersentak-sentak.

Dibanding Husky 125 SM, tentu bobot Husky 510 lebih berat. Husky 125 berat kosongnya 113 kg, sementara Husky 510 berbobot kosong 118 kg. Seat height Husky 125 lebih pendek (870 mm), sementara 510 SM tinggi joknya 920 mm. Lebih tinggi dan lebih berat, namun setelah beberapa lama akan terbiasa.

Test ride Husqvarna 125 SM di Jonggol, Cileungsi.
Test ride Husqvarna 125 SM di Jonggol, Cileungsi. 😀

Sebenarnya, untuk menjajal supermoto paling pas itu di dual track. Seperti ketika tahun lalu saya mencoba Husky 125 SM di kawasan Cileungsi, Jonggol. Ada “lintasan” aspal, tanah, dan bukit kecil. Sekali waktu, Insya Allah, saya akan mencobanya di lokasi seperti itu.

*Terbayang – bayang – Ona Sutra* :mrgreen:

Note :

*Foto paling atas dan paling bawah by Mas Taufik TMC 🙂

**Spesifikasi Husqvarna 510 SMR dapat diklik di sini dan di sini.

27 pemikiran pada “Test Ride Husqvarna 510 SMR: The Power of Big Single!

  1. Eh, alpa nyebutin yang motret waktu lagi speed di track lurus. Namanya Jayadi alias Gojay. Ini orangnya lagi motret 😀

    *nggak ada foto close-upnya :mrgreen:

    1. Wah, kelupaan nyebutin si tukang sewa protektor. Ini fotonya mas-mas tukang sewa 😀
      Hayo tebak yang mana?

      *bawa protektor sendiri tapi males ngambil di parkiran*

    1. Udah saya sebutin tuh sumber penyewaan protektornya Mas Benny. Malah sama fotonya juga lho! Thanks ya! Eh, yang mana ya sampeyan? :mrgreen:

  2. wah mas… asli gagah tenan sampeyan! 😯
    *ndangtuku.com*
    rasanya gimana tuh, mesin 500 cc single cylinder? getarannya keras nggak?

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s