Enaknya Duit Rakyat


Saya bisa jadi telat banget membahas soal Toyota Crown Royal Saloon yang menjadi mobil dinas menteri dan pejabat petinggi negara Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) II. Tapi ada satu persoalan menggelitik di lingkungan saya tinggal yang membuat saya menulis postingan ini.

***

Awal tahun ini, publik terhenyak ketika pemerintah mengganti mobil dinas menteri dan pejabat tinggi negara dengan Toyota Crown Royal Saloon. Diluar spesifikasinya yang memang aduhai, harga  sedan bermesin 6 silinder, 3000 cc ini Rp 1,3 miliar. Itu setelah tetek bengek pajak dan lain-lain. Harga Crown di Jepang  Rp 584 juta.

Bandingkan dengan mobil dinas lama, Toyota Camry kasta tertinggi, 3.500cc, yang saat ini harganya Rp 641 juta. Camry lama yang digunakan KIB I, saat itu harganya Rp 300 juta. Jadi, antara Crown dan Camry terbaru beda harga sekitar Rp 400 jutaan.

***

Saya sudahi mainan mobil-mobilannya. Sekarang mari berandai-andai. Sebagai rakyat kebanyakan, saya tentu bertanya,”Kenapa harus Crown? Kenapa tidak Camry saja? Toh, kualitasnya telah terbukti lima tahun terakhir sebagai kendaraan dinas. Dan yang paling penting: harganya 50 persen lebih murah dibanding Crown.

Pertanyaan lanjutan tentu akan berderet-deret. Tapi saya membatasi diri untuk bertanya dua hal saja. Pertama, apakah Crown demi menaikkan gengsi pemerintah? Kedua, apa fitur safety Camry kurang sehingga harus diganti Crown? Kenapa tidak dari dulu milih Crown jadi nggak geger genjik kayak begini?

***

Masyarakat luas pun protes. Termasuk saya saat itu yang mempertanyakan sedan mewah pak menteri itu. Publik tersinggung karena pemerintah tidak sensitive terhadap kondisi ekonomi negara. Terlebih uang yang digunakan adalah uang rakyat. Uang saya juga yang berusaha taat pajak. :mrgreen:

Saya, dan mungkin masyarakat lain, berpikiran begini: Kenapa tidak menggunakan mobil yang sama saja – Camry terbaru – untuk menghemat duit rakyat? Selisih Rp 400 jutaan satu mobil khan sangat banyak? Apalagi yang dibeli belasan mobil. Pajaknya saja mencapai 62,805 miliar. Weleh!

***

Kembali ke kampung tempat saya tinggal. Minggu-minggu ini lagi repot pemilihan RT dan RW. Dana yang dibutuhkan nyaris Rp 10 juta. Tepatnya Rp 9.545.000. Panitia pemilihan menarik dana dari 430 kepala keluarga (KK) sebesar @ Rp 10 ribu. Didapat dana segar duit rakyat Rp 4,3 juta. Masih kurang Rp 4.245.000.

Kekurangan Rp 4 juta lebih itu, rencananya, ditutupi dari sumbangan para donator. Maka beredarlah sejumlah amplop plus surat berisi imbauan untuk menyumbang. Dalam surat terlampir rincian biaya. Nah, berkas-berkas itulah yang mengusik saya.

Setelah saya amati rencana anggaran. Ada dua pos anggaran yang sebenarnya tidak perlu. Yang pertama adalah hiburan yang membutuhkan dana hingga Rp 3.130.000 dan pembelian kemeja batik untuk 30 orang panitia @ Rp 50 ribu, atau Rp 1,5 juta.

Kenapa tidak perlu? Menurut saya hiburan yang berupa organ tunggal dan penyanyi (yang biasanya wanita sensual) di pemilihan RW lebih banyak mudarat dibanding manfaat. Baju batik juga tak perlu. Masa setiap panitia tidak punya kemeja batik sebijipun? Tinggal diberi name tag bertuliskan panitia orang juga sudah paham.

Jika pos ini dihilangkan, maka akan menghemat: Rp 3.130.000 + Rp 1.500.000 = Rp 4.630.000. Tidak hanya hemat, tetapi juga meghapus kekurangan dana yang Rp 4 jutaan itu. Betul apa tidak?

***

Diawal tulisan saya menyinggung, publik mengkritik pemerintah yang tidak sensitive karena bermewah-mewah dengan uang rakyat. Lhadalah, saya kok jadi malu setengah mati sampai keringat membeku. Saya (publik) berteriak-teriak, pemerintah hambur-hamburkan uang rakyat untuk fasilitas yang berlebihan.

Eh, di sekitar saya (publik juga) para panitia juga obral duit rakyat untuk hiburan dan kostum yang tak perlu benar. Maka wajar dong saya keberatan dengan rencana anggaran yang nggak mutu itu.

Sebagai sesama muslim, saya sudah mengingatkan kepada salah seorang panitia untuk diteruskan ke rapat panitia. Saya berharap, para panitia yang telah bekerja keras itu, mampu berfikir jernih, dan benar-benar menggunakan uang warga sebaik-baiknya.

***

Postingan ini memang tidak menarik. Lokal konten (kampung) terlalu menonjol. Camry dan Crown hanya sebagai pemanis memori. Memang, paling berat itu menggosok punggung sendiri. Soalnya, tak kelihatan. Yang dirasakan cuma geli atau gatal.

Bagaimana sobat? Bagian mana yang gatal? Garuklah selagi sempat, karena itu amanat.

41 pemikiran pada “Enaknya Duit Rakyat

  1. Memang paling enak jadi pejabat di Indonesia. Naik jadi pemimpin kebantu sama pemilih-pemilih fanatik. Setelah jadi pejabat, dapat gaji gede + fasilitas macam-macam. Gak berprestasi tapi minta reward macem-macem. Kalo belum ketangkap basah maling, gak mau boleh dimundurkan (biar buktinya seabreg). Kalo brenti, semua fasilitas / barang milik negara diboyong ke rumah/dialihtangankan/digantinamakan. Ntar kalo mati, minta dikuburin di makam pahlawan. Enak tenannnn….

  2. Ping-balik: Layer
  3. Sebetulnya pertanyaanya bukan “kenapa harus toyota crown” mas. Tapi “KENAPA HARUS MOBIL”, “KENAPA BUKAN MOTOR”. tokh kalaupun para pejabat kita dikasih kendaraan dinas berupa motor (saya rasa motor bebek cukup), itu aja udah kelebihan satu tempat duduk. yang dinasnya kan cuma mereka2, bukan keluarga.

    Terus kenapa harus mobil?? yang jelas2 kelebihan “terlalu banyak tempat duduk”. Apakah agar tidak terlihat memalukan? Supaya berkelas? ya… kita sama2 tanyakan saja lah pada hati nurani mana yang lebih memalukan. Pemimpin yang “tanpa malu2” menggunakan uang rakyat untuk bermewah2 disaaat rakyatnya sendiri “jangankan punya kendaraan, makan saja masih banyak yang susah”. atau pemimpin yang memilih untuk hidup bersahaja, dan amanah terhadap uang rakyat (meski konsekuensinya tidak dapat “Toyota crown”)

  4. Walah duit ku le pajek motor sawah ladang malah nggo tuku barang2 mewah…
    Mbok do mrene…poro pejabat kui…deloen dalan neng ndesoku…Isek lemah drung eneng watune…seng parah meneh neng dalan sawah lan ladang…ora iso nggo lewat…Gek poro petani pas panen…musim koyo ngene iki ora iso ngetokne hasil panene…sidane yo…di tebasne karo tengkulah dadine di dol sistem ijon…ahire sengrugi yo petanine dewe..tpi nak ra ngono yo ra dadi duet lha…nggo ngetokne seko areal nyampe ngomah 1 kantong jagung glundungan keno biaya 5-10rb pdahal 1 kantong jagung glundungan kalau di rontok (giling)cuma jdi 30kg dgn harga 1300per kg petani cuma dpt Rp39000 di potong 5-10rb tinggal 34-29rb lha arep makmur ke priben nak kyo ngene…po maneh duite pdo di korupsi kro pejabat2 ber mental bejat…
    Nb
    maling kecil di hajar sampe sekarat
    maling uang rakyat di perlakukan seperti org terhormat…
    Keadilan ****n*
    (copas slah satu tulisan kaos oblong)

  5. boikot aja pemerintah.. rame rame ga bayar pajak.. biar insyaf.. toh uang gw dihambur hamburin, bayar pajak tapi ga ada manfaat balik yang gw dapet

  6. bukan pejabat negara aja, pejabat pemerintahan juga sama aja. kemarin di kantor imigrasi, buset calok semua coy. mau perpanjang SIM, emang calo gak ada tapi oknum seragam yg jadi calo. kalo mau jadi pejabat bayar dulu, ya apa2 urusan nya balikin modal dulu.
    di tivi gaya nya sok pada bener dengan argument yg sok menyalah kan, ngotot sana ngotot sini, cakar2an. habis acara dapat amplop dari stasiun tv. lha kita orang kecil bacok2an di bawah

  7. Wah, saya mah udah ngerasa pura-pura gak tahu dengan masalah itu Mas Nadi.. Ketika inget masalah itu terus, hati ini sakiiiittt banget.. Wong saya ini rakjat biasa, berkoar-koar mengkritik pemerintah ampe mulut berbusa juga gak akan ada yang panas telinganya mereka (pejabat) tuh..

    1. Point utama dalah lingkungan terdekat kita. Itu sebenarnya yang saya tekankan dalam postingan saya itu. Kita mengkritik pemerintah obral uang rakyat. Ternyata perwakilan warga, dalam hal ini panitia pemilihan RT/RW juga menghamburkan duit warga. Lha ini tiru meniru atau memang sudah budaya? Atau sudah tak peka? Kita ngritik pemerinah, tapi secara tidak sadar atau malah pura-pura tidak sadar, melakukan perbuatan serupa.
      *prihatin bin ngenes*

  8. terlalu njlimet bagi saya masalah2 yang ada di pemerintahan gak pusat,provinsi,kotamadya,kecamatan,kelurahan,rukun warga,rukun tetangga? bingung harus bagaimana,sekarang ini saya cuman mau berusaha memberikan yang terbaik untuk keluarga saya dulu/lingkup yang paling kecil dulu

  9. Yang jelas…kebanyakan pejabat make tuh mobil buat mesum ke Lokalisasi, Selingkuh…dan parahnya lagi kalo ada rakyat kecil yg ketabrak ama tuh mobil….berlalu aja ….Koyo nabrak semut…ck…ck..ck

  10. Selamat siang!
    Salam sejahtera selalu buat Anda!
    Hidup adalah perjuangan.
    Perjuangan harus disertai pengorbanan dan pengorbanan tdk hanya harta tetapi hal yg maya seperti waktu, kita juga harus meluangkan waktu untuk sekedar silaturahmi seperti ini. Jadi luangkanlah sedikit waktu untuk saling kunjung.
    Sebuah renungan dari BULENTIN
    Salam hangat untuk Anda dari
    “CARISSHA”
    selamat berakhir pekan bersama keluarga dan orang2 terkasih disekeling Anda!

  11. jan-jane yen mikerke mayoritas pejabat negoro iku memang marai mumet tenan, podo mikir pendek sing penting kebagian, kan melasi rakyat Indonesia, kapan majune??? negoro asia lain wis akeh sing biso makmur sejahtera, Indonesia sing sugih alam berkah sing gawe urip malah isih akeh sing dibawah garis kemiskinan…

  12. pemilihan ketua RT di kampungku untng ga kaya’ gitu.. 😀
    total cuma abis 300 ribuan, semua memanfaatkan apa yang ada tapi berjalane ga jauh beda ma pemilu n pilpres malah lebih lancar. tau soale dadi panitia.. hehehe

  13. saya juga heran dengan Pemerintah. Padahal jelas-jelas kita mengacu luar negeri. negara luar aja gak gitu2 amat.

    Pernah dengar informasi, katanya pernah ada kunjungan dari indonesia ke suatu negara eropa (lupa negara mana). Orang2 indonesia itu menginap ddi hotel super mewah, sekelas selebritis, mobilnya juga menyewa limosin paling mewah. padahal pihak negara tersebut justru memakai mobil biasa.

    Analoginya gini, pemerintah negara lain cukup pake motor2 superbike yang dijual umum, eh pemerintah indonesia malah maksa pake motor MotoGP yang prototype.

    Belum lama juga, kunjungan pemerintah kita ke suatu provinsi di Korea. Gubernur provinsi di Korea tersbut ingin mengenalkan masakan korea. Beliau ikut terjun meracik masakan sendiri. Kalo di Indonesia ada Gubernur mau ngapa-ngapain pasti pake pengawal, ada prosesi dsb.

    Pokonya beda pemerintah (dan juga wakil rakyat) di Indonesia dengan di luar negeri adalah;
    LUAR NEGERI:PEMERINTAHAN MELAYANi RAKYAT
    INDONESIA:DILAYANI RAKYAT

    kembali ke Crown tadi, Kalo Crown 1,3 M; Camry 400 juta. Selisih 900 juta lho. Dikalikan berapa jumlah menteri. Buat perbaikan jalan di jakarta pasti sangat membantu.

    PEMERINTAHAN YANG DIBERI AMANAH UNTUK MENGURUSI UMAT NAMUN MALAH MELUPAKAN UMAT ITU PASTI AKAN ADA MASANYA JATUH. TUNGGULAH WAKTU YANG AKAN MENJAWAB.

    Maaf terlalu panjang, eh kalo tidak salah 2 tahu yang lalau saya pernah nulis tentang berlebih2an.

    http://maskurmambangblog.wordpress.com/2007/08/21/berlebih-–-lebihan/

  14. pejabate kerjanya belum kelihatan sajah udah pake Crown… biar lebih murah..crownya diganti aja pake H*nda revo ata Y*maha Mio…biar merasakan sumpeknya kemacetan… dan pejabatnya suruh sering2 baca blog biker..biar tau rasanya bakar-bakaran..ha..ha..

  15. Setiap hari mungkin saya habis 1 bungkus rokok bisa juga 2 bungkus..isinya 16 batang,perbatang nya BeaCukai ngambil Rp.280,-
    ..
    Hubungan nya ada gak ya ama toyota crown nya pak mentri? 🙂

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s